BAB I
PENDAHULUAN
Akuntansi internasional memiliki peranan yang serupa
dengan konteks yang lebih luas, dimana lingkup pelaporannya adalah untuk
perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas batas negara atau
perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna laporan di negara
lain.
Proses akuntansinya pun tidaklah berbeda dengan kualifikasi standart pelaporan tertentu yang
diatur secara internasional ,maupun lokal pada
negara tertentu.
Tapi penting untuk diketahui mengenai dimensi
internasional dari proses akuntansi pada tiap negara berbeda. Dimana perbedaan
itu meliputi, perbedaan budaya, praktik bisnins, struktur politik, sistem
hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, risiko bisnis, dan serta
perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional melakukan
kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas :
1.
Pengukuran
Memberikan masukan mendalam mengenai probabilitas
operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan.
2.
Pengungkapan
Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan
kepada para pengguna laporan keuangan dan digunakan dalam pengambilan
keputusan.
3.
Auditing
Proses dimana para kalangan professional akuntansi
khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap proses pengukuran dan
komunikasi.
Akuntansi Internasional Dipandang Dari Sudut Pandang
Sejarah Dan Sudut Pandang Kontemporer
a. Sudut Sejarah
Sejarah akuntansi merupakan sejarah
internasional. Kronologi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih
keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi
nasional ke kondisi lainnya, sementara pihak lain memungkinkan
timbulnya pengembangan terus-menerus dalam bidang teori dan praktik diseluruh
dunia.
Berawal dari
Italia pada abad ke-14 dan 15 dimulai dengan system pembukuan berpasangan
(double entry bookkeeping). Diperkenalkan oleh luca pacioli (1447). Luca Pacioli
lahir di italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli
matematika dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Praktik
bisnis yang menjadi acuan Luca menulis buku tersebut menjadi metode yang
diadopsi. Luca memperkenalkan 3 catatan penting yang harus dilakukan:
1. Buku Memorandum,
adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis.
2. Jurnal, dimana
transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian
dicatat dalam jurnal.
3. Buku Besar,
adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of
the accounting system (Raddebaugh,1996).
Perkembangannya
disorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Utara selama masa
akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam
mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. “Pembukuan ala Italia” kemudian
beralih ke jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan kelompok
Hanseatik.
Pada
abad ke 20, permasalahan tentang akuntansi mulai muncul dan berkembang. Hingga
pada akhirnya sekolah-sekolah bisnis mengakui akuntansi sebagai suatu disiplin
ilmu akademik sedari pada sekolah perguruan tinggi.
Berkebalikan
dengan sifat warisan akuntansi internasional tersebut adalah bahwa dibanyak
negara, akuntansi merupakan masalah nasional, dengan standard dan praktik
nasional yang melekat secara erat dengan hukum nasional dan aturan
professional.
a. Sudut Pandang
Kontemporer
Akuntansi
menurut sudut pandang kontemporer merupakan faktor-faktor yang menambah pentingnya
adanya akuntansi secara internasional. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa
faktor-faktor yang antara lain:
a) Pertumbuhan dan
Penyebaran Operasi Multinasional
Bisnis operasional saat ini semakin berhubungan
dengan investasi asing langsung yang meliputi pendirian system manufaktur atau
distribusi dari luar negeri dengan membentuk fasilitas yang dimiliki
seutuhnya. Operasi yang dilakukan diluar negeri membuat manajer keuangan dan
seorang akuntan memiliki resiko berupa semua jenis masalah yang mereka tidak
mereka hadapi ketika operasi perusahaan masih berada dalam satu wilayah
perusahaan.
Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda
secara signifikan dari suatu Negara lain karena prinsip-prinsip akuntansi
tersebut dibentuk oleh social ekonomi yang berbeda. Selain itu terdapat juga
perbedaan kurs nilai mata uang yang digunakan dalam pelaporan. Manajer keuangan
dan akuntan juga harus memahami pengaruh apa saja yang mempengaruhi pengukuran
akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami perubahan yang terjadi
misalnya nilai tukar atau inflasi merupakan hal yang sangat penting.
a) Kompetisi Global
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang
menyebabkan pentingnya akuntansi internasioanal adalah fenomena kompetisi
global. Penentuan acuan, suatu tindakan untuk membandingkan kerja suatu pihak
suatu standard yang memadai bukan hal yang baru, tetapi standar perbandingan
yang digunakan kini melampaui batas-batas nasional adalah sesuatu yang baru.
b) Merger dan
Akuisisi Lintas Batas
Merger merupakan istilah untuk sinergi operasi atau
skala ekonomi akuntansi yang memainkan peranan yang penting dalam mega
konsolidasi ini merupakan angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat
mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perhatian utama perusahaan yang
akan melakukan akuisisi adalah ketika sedang memberikan tawaran atas faktor
target asing adalah sejauh apa earning yang dapat dihasilkan bila dibandingkan
dengan hasil dari perbedaan pengukuran akuntansi.
c) Inovasi Keuangan
Menejemen resiko telah menjadi istilah begitu
popular dalam lingkungan perusahaan. Dengan deregulasi pasar keuangan dan
pengendalian modal yang dalam harga komunitas, valuta asing kredit dan manajer
kauangan perlu menyadari resiko yang mereka hadapi, memutuskan resiko mana yang
perlu dilindungi dan mengevaluasi hasil dari strategi yang diterapkan dan
dijalankan. Meskipun kemajuan teknologi memungkinkan pergeseran resiko keuangan
ke pihak lain, tetapi beban untuk mengukur resiko antar pihak dapat dialihkan dan sekarang berada dipihak sekelompok besar
pelaku pasar yang ada di Negara lain.
a) Internasionalisme
Pasar Modal
Faktor lain yang turut menyumbangkan perhatian lebih
terhadap akuntansi internasional adalah dikalangan eksekutif perusahaan,
investor, regular, pembuat standar akuntansi dan para pendidik ilmu bisnis
adalah internasionalisasi pasar modal diseluruh dunia. Pasar modal dunia melaporkan bahwa perusahaan domestic
mencatatkan sahamnya meningkat dibeberapa pasar modal dan menurun dibeberapa
pasar lainnya selama masa-masa decade sekarang ini yang diantaranya disebabkan
oleh merger dan akuisisi yang juga berakibat pada penghapusan pencacatan saham
yang dilakukan beberapa perusahaan terkait.
Pertumbuhan Dan Penyebaran Operasi Multinasional
Bisnis internasional secara tradisional terkait
dengan perdagangan luar negeri.
Kegiatan ini yang berakar dari masa lampau, akan terus berlanjut.
Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan
ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi mata uang asing. Bisnis
internasional saat ini semakin berhubungan dengan investasi asing langsung,
yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi dari luar negeri
dengan membentuk afiliasi yang dimilki seutuhnya, usaha patungan atau aliansi
strategis.
Operasi yang dilaksanakan di luar negeri membuat manajer keuangan dan akuntan
menghadapi resiko berupa semua jenis masalah yang tidak mereka hadapi ketika operasi perusahaan dilaksanakan
didalam wilayah suatu negara.
Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda
secara signifikan dari suatu negara ke negara lain karena prinsip-prinsip
akuntansi tersebut dibentuk oleh lingkungan sosial ekonomi yang berbeda. Selain
itu terdapat pilihan kurs nilai tukar yang digunakan untuk mengkonversi
akun-akun luar negri ke dalam suatu mata uang pelaporan.
Manajer keuangan dan akuntan juga harus memahami
pengaruh kompleksitas lingkungan pengukuran akuntansi suatu perusahaan
multinasional, memahami pengaruh nilai tukar dan tinkat inflasi merupakan hal
penting, memilki pengetahuan mengenai hukum pajak dan nilai mata uang untuk usaha
yang beroperasi dilebih suatu negara.
Inovasi Keuangan
Perusahaan harus mampu menghadapi risiko bisnis yang
akan mereka terima, oleh karena itu dewasa ini perusahaan terus melakukan
inovasi-inovasi khususnya untuk keuangan agar tidak menderita kerugian ekonomis
dalam menghadapi risiko bisnis. Untuk itu perusahaan harus memiliki
tindakan preventif yaitu sistem manajemen risiko yang baik, dengan
deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan,
kerentanan dalam harga komoditas, valuta asing, kredit dan ekuitas yang sering
terjadi dewasa ini. Perputaran naik turunnya harga ini memang tidak serta merta
langsung berdampak pada proses pelaporan internal, tetapi menghadapkan
perusahaan pada risiko menderita kerugian ekonomis. Hal ini memacu tujuan
aktivitas perusahaan dalam mengidentifikasi risiko yang mereka hadapi berasal
dari kerentanan tersebut, memutuskan risiko mana yang perlu dilindungi dan
mengevaluasi hasil strategi manajemen risiko yang dijalankan.
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat
memungkinkan perusahaan dapat mempertinggi nilai perusahaan dengan mengatur
manajemen risikonya. Investor dan pemegang saham perusahaan lainnya
mengharapkan manajer keuangan untuk mengidentifikasi dan aktif mengelola
eksposur tersebut. Pada saat yang bersamaan, kemajuan dalam teknologi keuangan
memungkinkan pergeseran risiko keuangan kepada pundak orang lain. Mereka yang
memiliki kemampuan manajemen risiko sangat dihargai oleh pasar.
Kompetisi Global
Kompetisi global merupakan bentuk persaingan yang mengglobal, yang melibatkan
beberapa Negara. Dalam persaingan itu, maka dibutuhkan trik dan strategi serta
teknologi untuk bisa bersaing dengan Negara-negara lainnya. Disamping itu
kekuatan modal dan stabilitas nasional memberikan pengaruh yang tinggi dalam
persaingan itu. Dalam persaingan ini tentunya Negara-negara maju sangat
berpotensi dalam dan berpeluang sangat besar untuk selalu bisa eksis dalam
persaingan itu. Hal ini disebabkan karna
1.
Teknologi yang
dimiliki jauh lebih baik dari Negara-negara berkembang.
2.
Kemampuan modal
yang memadai dalam membiayai persaingan global sebagai wujud investasi mereka
3.
Memiliki
masyarakat yang berbudaya ilmiah atau IPTEKAlasan-alasan diatas cenderung akan melemahkan Negara-negara yang sedang berkembang dimana dari sisi teknologi, modal dan pengetahuan jauh lebih rendah. Bali sendiri kalau kita lihat masih berada diposisi yang sulit, dimana perekonomian Bali masih didominasi oleh orang-orang asing, misalnya hotel-hotel besar, dan juga perusahaan-perusahaan besar lainnya.
Kompetisi global juga menyebabkan menyempitnya
lapangan pekerjaan, terutama masyarakat lokal, karna kebanyaan pekerjaan dilakukan oleh
teknologi, dan Negara-negara maju menjadi pemasok kebutuhan-kebutuhan, sehingga
kita Cuma bisa menikmati hasil yang sudah disuguhkan secara cantik yang
sebenarnya merupakan ancaman yang sangat besar bagi bangsa kita. Dilain sisi,
lahan pertanian juga akan semakin menyempit
Merger Dan Akuisisi Lintas Batas Negara
Lintas batas mencakup kegiatan yang berlangsung
antara dua negara yang berbeda. Seiring dengan berlanjutnya trend global atas
konsolidasi industry, berita mengenai merger dan akuisisi internasional praktis
merupakan kenyataan sehari-hari. Semakin banyak perusahaan ingin go global
karena mereka menawarkan peluang besar yang merupakan pilihan yang relatif
lebih murah bagi perusahaan untuk membangun dirinya sendiri secara internal.
Oleh karena itu dapat diisyaratkan bahwa perbatasan merger dan akuisisi lintas
batas pada dasarnya adalah transaksi yang dilakukan tersebut terjadi dimana
perusahaan target dan perusahaan pengakuisisi adalah dari negara asal yang
berbeda. Kesepakatan ini seperti di mana aset dan proses dari perusahaan di
negara-negara yang berbeda digabungkan untuk membentuk sebuah badan baru yang
sah.
Merger dan akuisisi lintas batas terdiri dari dua
jenis Inward dan Outward. Inward lintas batas melibatkan pergerakan modal ke
dalam karena penjualan sebuah perusahaan domestik untuk investor asing.
Sebaliknya Outward lintas batas melibatkan pergerakan modal ke luar karena
pembelian sebuah perusahaan asing. Merger dan akuisisi lintas batas dapat
dilakukan oleh badan usaha di dalam negeri (mengambil alih badan usaha di luar
negeri) atau badan usaha di luar negeri (mengambil alih badan usaha di dalam
negeri).
Merger dan akuisisi lintas batas negara sebenarnya
tidak berbeda dengan pengambilalihan secara domestik. Perbedaannya hanya kepada
sifat lintas negara, yaitu pengambilalihan suatu badan usaha di suatu negara
yang dilakukan oleh suatu badan usaha di negara lainnya.
Beberapa faktor yang umumnya mendorong perusahaan
untuk melakukan cross border adalah:
·
Globalisasi
pasar keuangan
·
Tekanan pasar
dan penurunan permintaan akibat kompetisi internasional
·
Mencari peluang
pasar baru sejak teknologi ini berkembang cepat
·
Diversifikasi
geografis yang akan menghasilkan menjelajahi aset di negara-negara lain
·
Meningkatkan
efisiensi perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa
·
Pemenuhan tujuan
untuk tumbuh secara menguntungkan
·
Meningkatkan
skala produksi
·
Berbagi
teknologi dan inovasi yang mengurangi biaya
Pengaruh Lintas Batas Merger dan Akuisisi
Merger dan akuisisi lintas batas adalah
restrukturisasi aset industri dan struktur produksi secara di seluruh dunia.
Hal ini memungkinkan transfer global teknologi, modal, barang dan jasa dan
terintegrasi untuk jaringan universal. Pengaruh dari lintas batas merger dan
akuisisi diantaranya:
·
Penumpukan modal
Merger lintas batas dan akuisisi berkontribusi dalam
akumulasi modal secara jangka panjang. Dalam rangka memperluas bisnis mereka tidak
hanya melakukan investasi pada tanaman, bangunan dan peralatan, tetapi juga
dalam aset tidak berwujud seperti pengetahuan teknis, keterampilan bukan hanya
bagian fisik dari modal.
·
Penciptaan
lapangan kerja
Kadang-kadang terlihat bahwa Merger dan Akuisisi
yang dilakukan untuk mendorong restrukturisasi dapat menyebabkan perampingan
tetapi akan menyebabkan keuntungan kerja dalam jangka panjang. Perampingan ini
kadang-kadang penting untuk kelangsungan operasi. Ketika dalam jangka panjang
bisnis memperluas dan menjadi sukses itu akan menciptakan lapangan kerja baru.
·
Teknologi
penyerahan
Ketika perusahaan di seluruh negara datang
bersama-sama itu menopang efek positif dari transfer teknologi, berbagi
keterampilan manajemen terbaik dan praktek dan investasi dalam aset tidak
berwujud dari negara tuan rumah. Hal ini pada gilirannya menyebabkan inovasi
dan memiliki pengaruh pada operasi perusahaan.
Tantangan Merger dan Akuisisi Lintas Batas Negara
Merger dan akuisisi lintas batas ini pun memiliki
tantangan ang harus dihadapi dalam pelaksanaanya. Tantangan-tangangan tersebut
diantaranya:
·
Kekhawatiran
politik
Skenario politik bisa memainkan peran kunci dalam
lintas batas merger dan akuisisi, terutama untuk industri yang sensitif secara
politis seperti pertahanan, keamanan dll.
·
Tantangan budaya
Hal ini bisa menimbulkan ancaman besar bagi
keberhasilan lintas batas merger dan akuisisi. Berbagai faktor seperti
perbedaan latar belakang budaya, kebutuhan bahasa dan praktek bisnis yang
berbeda telah menyebabkan merger gagal meskipun berada dalam usia di mana kita
bisa langsung berkomunikasi..
Untuk menghadapi tantangan tersebut perusahaan perlu
berinvestasi baik jumlah waktu dan usaha untuk menyadari budaya lokal dengan
karyawan dan pihak terkait lainnya.
·
Pertimbangan
hukum
Perusahaan yang ingin bergabung tidak bisa
mengabaikan tantangan untuk memenuhi berbagai masalah hukum dan
peraturan-peraturan. Berbagai undang-undang yang berkaitan dengan keamanan,
hukum perusahaan dan persaingan terikat menyimpang dari satu sama lain. Oleh
karena itu sebelum mempertimbangkan kesepakatan, penting untuk meninjau
peraturan ketenagakerjaan, undang-undang dan persyaratan kontrak lainnya yang
harus ditangani.
·
Pertimbangan
pajak dan akuntansi
Masalah pajak sangat penting terutama ketika datang
ke penataan transaksi. Proporsi utang dan ekuitas dalam transaksi yang terlibat
akan mempengaruhi pengeluaran pajak, maka pemahaman yang jelas tentang hal yang
sama menjadi signifikan. Faktor lain untuk memutuskan apakah struktur aset atau
pembelian saham adalah masalah pajak pengalihan. Hal ini sangat penting untuk
mengurangi risiko pajak.
·
Due diligence
Due diligence merupakan bagian yang sangat penting
dari proses merger dan akuisisi. Selain hukum, isu-isu politik dan regulasi,
ada juga infrastruktur, mata uang dan risiko lokal lainnya yang membutuhkan
penilaian menyeluruh. Due diligence dapat mempengaruhi syarat dan kondisi di
mana transaksi merger dan akuisisi akan berlangsung, mempengaruhi struktur
kesepakatan, mempengaruhi harga kesepakatan. Ini membantu dalam mengungkap
daerah bahaya dan memberikan tampilan rinci dari transaksi yang diusulkan.
Internasionalisasi
Pasar Modal
Internasionalisasi pasar modal merupakan faktor
penyumbang perhatian terhadap akuntansi Internasional di kalangan eksekutif
perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi, dan para
pendidik ilmu bisnis. Diperlihatkan dalam data statistik bahwa dalam arus modal
lintas batas Negara telah melonjak naik lebih dari dua puluh kali lipat sejak
tahun 1990. Sementara itu, nilai penawaran sekuritas internasional telah
melonjak lebih dari empat kali lipat dalam periode yang sama, dan saat ini
telah melampaui nilai lebih dari 1,5 triliun dolar.
Sejak tahun 1990-an sampai dengan sekarang penawaran
internasional berkenaan dengan obligasi (surat utang), pinjaman modal
perusahaan dan prasaran utang lainnya melonjak naik secara dramatis. Bank
investasi Russel, Greenwich Associates, Morgan Stanley, Merril Lynch, dan Grail
Partner, semuanya telah memperkirakan bahwa investasi perlindungan dan retail
secara mendunia akan mengalami kenaikan hingga 2,5 triliun dolar pada tahun
2010. Seluruh kenaikan ini mewakili sekitar 14,3% dari tingkat perkembangan
tahunan gabungan sejak tahun 2005.
Internasionalisasi pasar modal ini tentu mempunyai
dampak tersendiri bagi para investor di dalamnya. Berikut dampak positif
internasionalisasi pasar modal bagi investor adalah:
1.
Dengan semakin
banyaknya investor lokal yang melakukan investasi di pasar internasional maka
biaya modal akan menjadi lebih murah karena pada gilirannya merupakan
diversifikasi dari risiko yang berdampak bagi penurunan risiko dari saham –
saham lokal.
2.
Meningkatnya
abnormal return yang terjadi karena investor telah mengantisipasi liberalisasi.
1.
Penurunan
Deviden Yield (DIP) yang berarti telah terjadi penurunan dalam biaya modal.
2.
Negara akan
mengalami pertumbuhan investasi swasta yang tinggi setelah dilakukannya
liberalisasi pasar modal (P Henry, 2000)
3.
Terjadi
peningkatan disclosure dari emiten yang pada gilirannya akan meningkatkan
kuantitas dan kualitas informasi
4.
Terciptanya
jumlah investor yang lebih banyak karena meningkatnya perdagangan saham dan
terbukanya kesempatan baru bagi emiten untuk memperoleh modal baru.
Selain keuntungan, dalam pelaksanaan
internasionalisasi pasar modal sering terjadi kesulitan, antara lain:
a)
Adanya maksud
dan tujuan yang saling bertentangan
b)
Menghabiskan
waktu dan adanya pengambilan keputusan yang lambat
c)
Halangan bahasa
dan budaya
d)
Ketidakpercayaan
atau kecurigaan ketika bekerja sama dalam daerah yang peka terhadap persaingan
e)
Adanya
pertentangan pribadi dan budaya perusahaan
f)
Bergantung pada
perusahaan lainnya dalam jangka panjang \
Terdapat 3 pasar ekuitas terbesar, yakni:
·
Amerika Utara
Ekonomi AS dan pasar sahamnya mengalami pertumbuhan tanpa henti selama tahun
1990 hingga 2000, baik New York Stock Exchange (NYSE) maupun Nasdaq mendominasi
bursa eek lain diseluruh dunia dalam hal kapitalisasi pasar, nilai perdagangan
saham domestic, nilai perdagangan saham asing, modal yang diperoleh perusahaan yang
baru terdaftar, jumlah perusahaan domestic yang mencatatkan saham dan jumlah
perusahaan asing yang mencatatkan sa
Asia diperkirakan akan menjadi wilayah pasar
ekuitas kedua terpenting. RRC (Republik Rakyat Cina) muncul sebagai
perekonomian global utama dan negara – negara “Macan Asia” mengalami
pertumbuhan dan pembangunan yang fenomenal. Beberapa krisis keuangan di Asia
menunjukkan kerentanan dan ketidakmatangan perekonomian di Asia dan
memperlambat pertumbuhan pasar modal di wilayah ini. Ditambah lagi pendapat
dari kritikus mengenai lemahnya pengukura akuntansi, pengungkapan dan standar
auditing serta pengawasan dan penegakan implementasi standar tersebut. Namun
demikian prospek pertumbuhan masa depan dalam pasar
·
ekuitas Asia
tampak kuat. Kapitalisasi pasar sebagai presentase dari produk domestic bruto
(Gross Domestic Product – GDP) di Asia terbilang rendah dibandingkan di Amerika
Serikat dan beberapa pasar utama Eropa, yang menunjukkan bahwa pasar ekuitas
dapat memainkan peranan yang lebih besar di perekonomian Asia.
·
Eropa Barat
Eropa adalah wilayah pasar ekuitas terbesar kedua di dunia dalam hal
kapitalisasi pasar dan volume perdaganan. Perluasan ekonomi secara signifikan
turut menyumbangkan pertumbuhan pasar ekuitas yang cepat selama paruh kedua
tahun 1990-an. Faktor terkait di Eropa continental adalah perubahan perlahan
menuju orientasi ekuitas yang sudah lama menjadi ciri – ciri pasar ekuitas
London dan Amerika Utara.
Beberapa alasan perusahaan melakukan ekspansi
kedalam pasar dunia:
a.
Untuk memasuki
akses terhadap pelanggan –,pelanggan baru, yang mana akan member potensi untuk
meningkatkan pendapatan, laba dan pertumbuhan jangka panjang, dan dapat menjadi
perusahaan domestic yang mapan.
b.
Untuk mencapai
biaya rendah dan meningkatkan daya saing perusahaan.
c.
Untuk
mengkapitalisasi kompetensi serta kapabilitasnya.
d.
Untuk menyebar
atau membagi risiko bisnisnya melalui perluasan pasar yang ada.
Pengaplikasian dari segala teori diatas sebetulnya
sudah lama terjadi oleh perusahaan – perusahaan domestic (Indonesia), tetapi
akhir – akhir ini semakin marak dikarenakan untuk mempersiapkan perusahaan
untuk tetap dapat bersaing menghadapi pasar bebas di kawasan Asia Tenggara atau
dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku mulai akhir 2015
ini. Hal ini lah yang membuat banyak perusahaan di kawasan Indonesia yang mana
merupakan salah satu dari anggota ASEAN, melakukan aksi merger dan akuisisi
(M&A) sebagai bentuk mempersiapkan diri agar kelak bisa tetap bersaing
menandingi para competitor di wilayah Asia Tenggara.
Merujuk pada data Thomson Reuters, seperti
diwartakan. Senin (2/2), pada tahun
2014 nilai aksi merger dan akuisisi di ASEAN tumbuh sekitar 12% menjadi US$
68,4 miliar dari tahun sebelumnya. Ingi mengalahkan nilai transaksi dari aksi
korporasi perusahaan – perusahaan di negeri sakura Jepang, yang berjumlah US$ 64,7.
Sebagian transaksi bernilai jumbo dilakukan oleh perusahaan Indonesia. Sebagai
contoh, pembelian 30% asset minyak dan gas Murphy Oil Corporation yang
berlokasi di Malaysia senilai US$ 2 miliar oleh PT. Pertamina. Selain
itu juga mencatat ekspansi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang
membeli 100% saham PT Danone Dairy Indonesia lewat anak
usahanya, PT Indolakto senilai US$ 20,5 juta. Menurut sebuah survey yang
dilakukan oleh A.T Kearney, sebanyak 40% pemimpin perusahaan di kawasan ASEAN
menyebutkan bahwa aksi merger dan akuisisi adalah jalan pintas menghadapi era
MEA. Sehingga dengan demikian hal ini menimbulkan spekulasi terjadinya aksi
korporasi yang lebih masif di tahun 2015 ini. Meski begitu, Magnus Bocker, CEO
Singapore Exchange menilai masih terdapat sejumlah kendala dalam proses merger
maupun akuisisi di kawasan ASEAN yang mana terkait dengan tingkat pembangunan
dan sistem hukum di negara – negara ASEAN itu sendiri. Salah satu contohnya
adalah kebijakan pemerintah Indonesia yang membatasi kepemilikan bank oleh
investor asing
Ekonomi Amerika
dan Eropa Barat
a. Ekonomi
Amerika
Amerika
merupakan negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis modern. Sistem ekonomi
inii diperkuat dengan pembangunan infrastruktur yang baik dan sumber daya
manusia yang kompeten di bidangnya. Tidak heran jika Amerika merupakan negara
yang bukan hanya memiliki kekuatan dalam bidang ekonomi, tapi juga pendidikan,
teknologi, hingga militer. Dengan segala yang dimilikinya itulah, Amerika
menjadi negada adidaya yang sangat berpengaruh bagi negara-negara diseluruh
dunia.
Negara
yang aktif terlibat dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II ini memang
memiliki pengaruh yang kuat bagi dunia, terutama dalam bidang politik dan
ekonomi.United State Of America atau yang biasa disebut dengan Amerika
Serikat ini memiliki kekuatan ekonomi yang besar sejak akhir Perang Dunia II.
Bahkan mata uang dollar merupakan mata uang yang dijadikan sebagai acuan untuk
negara-negara seluruh dunia. Kemajuan perekonomian Amerika tidak lepas dari sumber
daya alam alam yang melimpah serta pengolahan sumber daya manusia yang
dioptimalkan dengan baik. Sebagai negara produsen terbesar, Amerika pun
memiliki produktivitas yang tinggi.
Hampir
semua negara menjalin kerja sama dengan Amerika, baik dalam hal ekonomi,
militer, hingga pendidikan. Amerika merupakan dewan tetap keamanan PBB dan
anggota OECD yang merupakan organisasi kerjasama yang bergerak dalam bidang
ekonomi. Kekuatan militer negara ini juga sangat kuat dengan didukung oleh
perkembangan teknologi persenjataan yang sangat maju, kuat dan modern.
Ekonomi
Amerika Serikat (AS) adalah ekonomi terbesar di dunia. Produk Domestik
Bruto (PDB) nominalnya tercatat sebesar $15,8 triliun pada tahun
2012, yang merupakan seperempat dari PDB nominal di dunia. PDB berdasarkan
Keseimbangan Kemampuan Berbelanja (KKB) Amerika Serikat juga merupakan
yang terbesar di dunia dan merupakan seperlima dari PDB KKB
dunia. Ekonomi AS merupakan ekonomi campuran yang mengalami
pertumbuhan PDB yang stabil, memiliki tingkat pengangguran yang sedang, dan
tingkat penelitian dan penanaman modal yang tinggi. Lima rekan dagang
utama AS adalah Uni Eropa, Kanada, Tiongkok, Meksiko dan Jepang.
Amerika
Serikat adalah salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki sumber daya
alam yang berlimpah, infrastruktur yang maju, dan produktivitas yang
tinggi. Pendapatan per kapita (KKB) merupakan yang tertinggi keenam
di dunia. AS juga merupakan produsen minyak bumi terbesar ketiga dan
produsen gas alam terbesar kedua di dunia. Negara ini juga merupakan negara
dagang terbesar kedua setelah Tiongkok. Pada tahun 2010, Amerika Serikat
masih menjadi negara pabrikan terbesar, dengan seperlima hasil pabrikan dunia
berasal dari AS. Dari 500 perusahaan terbesar di dunia, 132 bermarkas di
AS. Selain itu, Amerika Serikat memiliki pasar finansial terbesar dan
paling berpengaruh di dunia. Sekitar 60% cadangan mata uang global
diinvestasikan dalam dollar AS, sementara 24% diinvestasikan dalam Euro.
Bursa Efek New York adalah bursa efek terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi
pasar. Investasi asing langsung di Amerika Serikat tercatat sebesar
$2,4 triliun. Investasi Amerika Serikat di negara lain berjumlah
$3,3 triliun. Pasar tenaga kerja juga menarik imigran dari seluruh
dunia. Selain itu, berdasarkan Indeks Kemudahan Berbisnis dan Laporan Daya
Saing Global menempatkan AS sebagai salah satu negara terbaik.
Ekonomi
AS saat ini sedang mengalami kesulitan akibat krisis keuangan 2007-2008. Pada
Februari 2013, tingkat pengangguran mencapai 7,7% atau 12,0 juta orang, sementara
tingkat pengangguran U-6 yang juga meliputi kekurangan pekerjaan mencapai
14,3% atau 22,2 juta. Dengan tingginya tingkat pengangguran, berkurangnya
pendapatan rumah tangga, dan pemotongan anggaran federal,ekonomi AS masih berusaha
pulih dari pengangguran
Krisis
Ekonomi Amerika
Meski dijuluki sebagai
negara adidaya yang menguasai perekonomian dunia, rupanya Amerika juga tak
lepas dari permasalahan ekonomi. Salah satu sebabnya adalah angka pengangguran
yang semakin meningkat. Hal ini salah satunya merupakan dampak dari perang
Irak dan Afganistan. Untuk mengatasi hal tersebut, presiden Barrack Obama
melakukan usaha-usaha yang dinilai akan segera memperbaiki perekonomian Amerika
Serikat.
Salah
satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika yaitu kenaikan pajak
untuk kalangan menengah ke atas. Tujuannya, sokongan dana pajak dari kalangan
menengah ke atas ini akan mampu menutupi krisis moneter yang khususnya
dirasakan oleh kaum miskin. Selain itu, presiden Amerika pun melakukan
kunjungan-kunjungan ke negara-negara Asia untuk menjalin kerja sama, terutama
dengan Indonesia dan India. Kunjungan presiden ke negara-negara Asia
selain untuk menjalin kerja sama, juga bertujuan agar negara-negara Asia
bersedia menjadi mitra dagang Amerika Serikat. Dengan demikian, Amerika Serikat
mampu memperluas hubungan perdagangan dengan negara-negara Asia dan menambah
niali ekspor untuk menunjang perekonomian negaranya. Usaha tersebut tidak
sia-sia, beberapa petinggi negara-negara di Asia bersedia menjadi mitra dagang
Amerika Serikat.
Pada
awal 2013, krisis moneteer yang terjadi di Amerika Serikat ini terlihat dari
anjloknya niali indeks dollar Amerika Serikat dari angka 79.92 ke 78.91 para
investor asing kini mayoritas beralih ke negara-negara Eropa yang dinilai lebih
memiliki peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi. Memang, selama ini Eropa
mengandalkan ekspor untuk memperbaiki masalah ekonomi yang terjadi. Selain itu,
semua sektor perekonomian di negara-negara Eropa juga membaik. Penurunan
pertumbuhan ekonomi di Amerika rupanya tidak begitu memberi dampak berarti bagi
perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat dan Indonesia
tidak banyak terlibat dalam kerja sama perdagangan antar negara. Namun, hal ini
juga sewaktu-waktu bisa menjadi ancaman bagi Indonesia karena setiap gejolak ekonomi
yang terjadi di Amerika pasti akan mempengaruhi perekonomian global. Artinya,
Indonesia juga bisa terkena dampak dari hal-hal yang terjadi dalam perekonomian
global.
a. Ekonomi Eropa Barat
Eropa Barat dalam
pengertiannya yang paling umum adalah konsep politik yang muncul dan
dipakai pada Perang Dingin. Perbatasannya terbentuk pada akhir Perang Dunia II,
dan terdiri dari negara-negara yang tidak diduduki oleh tentara Uni
Soviet dan tidak dikuasai oleh rezim komunis. Eropa Barat ini berbeda
dengan Eropa Timur lebih karena ekonomi dan politik dibandingkan
dengan geografi.Pada masa kini, istilah Eropa Barat lebih mengarah ke bidang
ekonomi daripada politik dan geografi. Konsep Eropa Barat ini lebih dihubungkan
dengan konsep
demokrasi, liberal, kapitalisme, dan Uni Eropa. Negara-negara anggotanya
memiliki kebudayaan barat, dan hubungan ekonomi dan politik yang baik dengan
Amerika Utara,Amerika Selatan dan Oceania.
Setelah
berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara Eropa mengalami kemerosotan yang
sangat tajam di bidang ekonomi. Dengan adanya kenyataan tersebut, negara
Amerika Serikat memberikan bantuan melalui kebijakan Marshall
Plan. Setelah Marshall Plan berakhir, negara-negara Eropa
membentuk suatu komunitas yang bertujuan untuk memulihkan perekonomian Eropa
bernama EEC (European Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Eropa.
Setelah sukses dengan menjalankan programnya melalui kebijakan-kebijakan
seperti Tarif Bea Bersama (Common Customs Tariff) dan Kebijakan Komersial
Bersama (Common Commercial Policy), EEC mengganti namanya menjadi Euratom
(Masyarakat Atom Eropa).
Hingga
akhirnya, pada abad ke-20 EEC berubah menjadi European Union atau Uni
Eropa hingga saat ini. Tercatat ada 27 negara anggota UE dengan 23 bahasa
resmi. Pengaruh Uni Eropa tidak hanya terjadi pada negara-negara Eropa, tetapi
juga sampai pada Indonesia melalui berbagai bentuk kerjasama. Sejarah telah
mencatat bahwa negara-negara Barat (Regional Eropa) merupakan wilayah-wilayah tempat
munculnya peradaban manusia yang cukup maju. Mulai dari pesisir pantai sampai
dengan wilayah daratan Eropa tidak luput dari keterlibatannya dalam
perkembangan peradaban kehidupan manusia dari dulu sampai sekarang.
Hubungan-hubungan masa lalu yang tercipta sebagai hasil dari upaya pemenuhan
kebutuhan hidup melalui perdagangan, perluasan wilayah, dan pengakuan
kedaulatan dari wilayah-wilayah sekitar telah menimbulkan banyak kejadian
penting yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan peradaban kehidupan
manusia sampai detik ini.
Kesadaran
terhadap dampak negatif dari peperangan di masa lalu mencapai puncaknya pada
pasca Perang Dunia II dan menyebabkan negara-negara Eropa yang termasuk ke
dalam blok Eropa Barat mendirikan Council of Europe pada tahun
1949. Pengalaman yang tidak menyenangkan selama masa perang memicu
negara-negara Eropa Barat untuk melakukan usaha-usaha penyelamatan Eropa dari
kemungkinan-kemungkinan peperangan di masa yang akan datang.
Dalam perkembangan Uni
Eropa, negara-negara pionir –yang juga dikenal dengan sebutan The Inner
Six– sering melakukan pertemuan-pertemuan dan menghasilkan traktat-traktat yang
menghasilkan kesepakatan baru. Perjalanan terbentuknya Uni Eropa dari masa awal
mengalami perkembangan yang cukup bagus dan signifikan. Hal yang paling
mencolok adalah semakin banyaknya negara-negara Eropa yang bergabung
dengan The Inner Six sehingga terbentuklah persatuan yang saat ini
dikenal dengan sebutan European Union. Saat ini tercatat ada 27 negara anggota
UE dengan 23 bahasa resmi.
Perekonomian
Eropa setelah Perang Dunia II
Setelah
Perang Dunia II berakhir, kondisi ekonomi Eropa pada saat itu sangat
memprihatinkan. Oleh karena itu, negara pemenang Perang Dunia II saat itu
(Amerika karena negara merdeka tidak terkena dampak Perang Dunia II)
mengeluarkan rencana pembangunan ekonomi di Eropa Barat yang
disebut Marshall Plan. Dengan adanya Marshall Plan, Eropa mengalami
kemajuan dalam perokonomian mereka. Inisiatif tersebut dikemukakan oleh
Seketaris Negara Amerika yaitu George Marshall. Inti dari rencana tersebut
adalah memberikan bantuan kepada Negara Eropa Barat yang terkena imbas Perang
Dunia II sekaligus berusaha membendung pengaruh komunisme di Eropa Barat.
Program tersebut berjalan dari tahun 1947 dan berakhir pada tahun 1951.
Syarat
untuk memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut
1. Amerika
Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa Barat untuk
membangun kembali perekonomiannya.
2. Sebagai
imbalan negara peminjam diwajibkan :
·
Berusaha menstabilkan keuangan
masing-masing negara dan melaksanakan
anggaran
pendapatan yang berimbang.
·
Mengurangi penghalang-penghalang yang
menghambat kelancaran perdagangan
antara
negara-negara peminjam.
·
Mencegah terjadinya inflasi.
·
Menempatkan perekonomian negara
masing-masing negara atas dasar sendi-sendi
perekonomian
yang sehat.
Dengan
adanya Marshall Plan, maka tertanamlah dasar-dasar terbentuknya
kerjasama yang erat antara negara-negara Eropa Barat dalam pembangunan
perekonomiannya. Sejak tahun 1951, maka Amerika Serikat lebih mengutamakan
konsolidasi pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham komunis.
Pencatatan Dan Penerbitan Saham Lintas Batas Negara
Gelombang minat melakukan pencatatan saham lintas
batas yang sekarang terjadi pada pasar baru Eropa mengikuti periode tahun
1980-an ketika ratusan perusahaan asing mencatatkan sahamnya pada bursa efek di
Eropa. Bukti menunjukkan bahwa perusahaan penerbit saham bermaksud melakukan
pencatatan lintas batas di Eropa untuk memperluas kelompok pemegang saham,
meningkatkan kesadaran terhadap produk mereka dan/atau membangun kesadaran
masyarakat terhadap perusahaan, khususnya di negara-negara dimana perushaan
memiliki operasi yang signifikan dan/atau pelanggan utama.
Berikut ialah faktor-faktor yang relevan dalam
memilih pasar luar negeri:
1. Sejauh mana minat terhadap
perusahaan,ditunjukkan oleh jumlah partisipasi analisis keuangan dan investor
dalam sebuah pasar
2. Kemudahan untuk meningkatkan jumlah modal
3. Tingkat aktivitas perdagangan pada bursa
efek
4. Ketersediaan modal di suatu pasar
5. Reputasi efek
6. Seberapa jauh investor institusional menghadapi
pembatasan wajib atau yang sukarela terhadap proporsi portofolio investasi
mereka yang dapat mereka miliki dalam bentuk surat berharga
7. Sejauh mana keinginan perusahaan untuk
meningkatkan profil dan menciptakan identitas mereknya di pasar tertentu
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar