Jumat, 03 Oktober 2014

Contoh Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif

Contoh Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif

Penalaran Deduktif

  • Menarik kesimpulan berdasarkan satu premis
        Contoh:
        Premis    : Bujur sangar pasti segi empat sama sisi
        Simpulan : a. Bujur sangkar pasti segi empat, tetapi segi empat belum tentu bujur
                            sangkar
                       b. Segi empat yang sisi-sisinya horizontal tidak sama panjang dengan sisi
                           tegak lurus bukan bujur sangkar
  • Menarik simpulan berdasarkan dua premis atau lebih dalam hal ini digunakan penalaran silogisme



Silogisme Kategorial





Keterangan : A : semua anggota golongan tertentu
                   B : sifat atau kegiatan A
                   C : seseorang atau sesuatu bagian dari A

Contoh : PU : Semua profesor pandai
              PK : Prof. Dr. BJ. Habibie seorang profesor
                S : Prof. Dr. BJ. Habibie pandai


Silogisme yang Diperpendek Disebut Entinem

C = B karena C= A
Prof. Dr. BJ. Habibie pandai karena beliau seorang profesor


Silogisme Alterntif

Contoh : PU : Kegagalan panen daerah itu selalu disebabkan oleh banjir atau serangan hama
              PK : Tahun ini kegagalan panen daerah itu tidak disebabkan oleh banjir
                S : Kegagalan panen daerah itu disebabkan oleh serangan hama


Siloggisme Hipotesis

Contoh: PU : Jika hari ini tidak hujan, saya datang kerumahmu
             PK : Hari ini hujan
               S : Saya tidak datang ke rumahmu


    Penalaran Induktif


    Generalisasi

    Contoh:
    Pemerintah mendirikan sekolah sampai ke pelosok. Puskesmas didirikan dimana-mana. Lapangan kerja baru diciptakan. Pembangunan rumah ibadah diperbanyak atau dibantu pemerintah. Memang menjadi tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Anologi

    Contoh:
    Secara tak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil steadler 2B menghasilkan gambar vignet yang memuaskan hatinya. Pensil itu sangat lunak dan menghsilkan garis-garis hitam dan tebal. Karena itu selama bertahun-tahun ia selalu memakai pensil itu untuk membuat vignet, tetapi ketika ia berlibur dirumah nenek disebuah kota di kecamatan ia kehabisan pensil. Iamencari ditoko-toko di Kota itu tetapi tidak ada. Akhirnya daripada tidak dapat mencoret-coret ia memilih merk lain yang sama lunaknya dengan steadler 2B. "Ini tentu akan menghasilkan vignet yang bagus juga,"putusnya.

    Sebab-Akibat

    Contoh:
    Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada, tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, kepentingan bersama didahulukan. Dengan demikian antara kepentingan perorangan dan kepentingan bersama berjalan serasi. Oleh karena itu, untuk melakukan sesuatu secara bersama, secara terkoordinasi, bagi Bangsa Jepang sudah berjalan sendirinya.


    SUMBER : Panduan Belajar Bahasa Indonesia Primagama

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar