Contoh Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif
Penalaran Deduktif
- Menarik kesimpulan berdasarkan satu premis
Premis : Bujur sangar pasti segi empat sama sisi
Simpulan : a. Bujur sangkar pasti segi empat, tetapi segi empat belum tentu bujur
sangkar
b. Segi empat yang sisi-sisinya horizontal tidak sama panjang dengan sisi
tegak lurus bukan bujur sangkar
- Menarik simpulan berdasarkan dua premis atau lebih dalam hal ini digunakan penalaran silogisme
Silogisme Kategorial
Keterangan : A : semua anggota golongan tertentu
B : sifat atau kegiatan A
C : seseorang atau sesuatu
bagian dari A
Contoh : PU : Semua profesor pandai
PK : Prof. Dr. BJ. Habibie seorang profesor
S : Prof. Dr. BJ. Habibie pandai
Silogisme yang Diperpendek Disebut Entinem
C = B karena C= A
Prof. Dr. BJ. Habibie pandai karena beliau seorang
profesor
Silogisme Alterntif
Contoh : PU : Kegagalan panen daerah itu selalu disebabkan oleh banjir atau serangan hama
PK : Tahun ini kegagalan panen daerah itu tidak disebabkan oleh banjir
S : Kegagalan panen daerah itu disebabkan oleh serangan hama
Siloggisme Hipotesis
PK :
Hari ini hujan
S : Saya tidak datang ke rumahmu
Penalaran Induktif
Generalisasi
Contoh:
Pemerintah mendirikan sekolah sampai ke pelosok. Puskesmas
didirikan dimana-mana. Lapangan kerja baru diciptakan. Pembangunan rumah ibadah
diperbanyak atau dibantu pemerintah. Memang menjadi tugas pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Anologi
Contoh:
Secara tak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil steadler 2B
menghasilkan gambar vignet yang memuaskan hatinya. Pensil itu sangat lunak dan
menghsilkan garis-garis hitam dan tebal. Karena itu selama bertahun-tahun ia
selalu memakai pensil itu untuk membuat vignet, tetapi ketika ia berlibur
dirumah nenek disebuah kota di kecamatan ia kehabisan pensil. Iamencari
ditoko-toko di Kota itu tetapi tidak ada. Akhirnya daripada tidak dapat
mencoret-coret ia memilih merk lain yang sama lunaknya dengan steadler 2B. "Ini
tentu akan menghasilkan vignet yang bagus juga,"putusnya.
Sebab-Akibat
Contoh:
Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada,
tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, kepentingan bersama didahulukan.
Dengan demikian antara kepentingan perorangan dan kepentingan bersama berjalan
serasi. Oleh karena itu, untuk melakukan sesuatu secara
bersama, secara terkoordinasi, bagi Bangsa Jepang sudah berjalan sendirinya.
SUMBER : Panduan Belajar Bahasa Indonesia Primagama
SUMBER : Panduan Belajar Bahasa Indonesia Primagama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar