Selasa, 30 September 2014

Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif

Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif

Penalaran yaitu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indra (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.


Penalaran Deduktif

Penalaran yang bertolak pada suatu pernyataan yang bersifat umum menuju pada pernyataan atau simpulan khusus.
  • Menarik kesimpulan berdasarkan satu Premis
  • Menarik simpulan berdasarkan dua premis atau lebih dalam hal ini digunakan penalaran silogisme

Silogisme adalah suatu argumen yang bersifat deduktif yang mengandung tiga proporsi kategori yakni dua premis dan satu kesimpulan.



Silogisme kategorial

Silogisme yang terbentuk dari tiga proporsi. Silogisme kategorial dibentuk berdasarkan kelas-kels premis dan kesimpulan yang kategoris. 

Premis Umum/Premis Khusus/Simpulan
  • Premis Umum (PU) menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau  hal tertentu (=B)
  • Premis Khusus (PK) menyatakan bahwa suatu atau sesorang itu (C) adalah golongan tertentu itu (=A)
  • Kesimpulan (K) menyatakan sesuatu atau sesuatu itu (C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)



     
        Keterangan :
         A : semua anggota golongan tertentu
         B : sifat atau kegiatan A
         C : seseorang atau sesuatu bagian dari A

   

Silogisme yang diperpendek disebut entinem 

Merupakan suatu bentuk silogisme juga. Tetapi, di dalam entinem salah satu premisnya dihilangkan/tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Bentuk silogisme ini bisa dimunculkan dalam dua cara :
1. C = B karena C = A
2. Karna C = A, berarti C = B


Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas mayor berupa proporsi alternatif. Proporsi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.    


Silogisme Hipotesis

Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproporsi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan antesedan, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak antesedan, simpulannya juga menolak konsekuen.


Penalaran Induktif

Penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan/simpulan umum.
Penalaran Induktif meliputi :

Generalisasi

Sebuah penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejaa khusus yang diamati lalu ditarik simpulan umum. Jadi Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian yang diamati.
Generalisasi perlu dibuktikan oleh fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik.


Analogi

Sebuah penalaran yang berdasarkan pembagian terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan.


Sebab-Akibat

Sebuah penalaran yang memulai dengan menggunakan fakta berupa sebab dan sampai dengan kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya.



Sumber : Panduan Belajar  Bahasa Indonesia Primagama
              http://anggipay.blogspot.com/2013/04/penalaran-deduktif.html
              http://bloguli.wordpress.com/2011/10/28/macam-macam-penalaran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar