Rabu, 22 Mei 2013

KONSUMSI

Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah (government consumption) dan konsumsi rumah tangga/masyarakat. Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam total pengeluaran agregat. Berbeda dengan konsumsi pemerintah yang bersifat eksogenus, konsumsi rumah tangga bersifat endogonus. Dalam arti, besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhinya. Karena itu kita dapat menyusun teori dan model ekonomi yang menghasilkan pemahaman tentang hubungan tingkat konsumsi dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Teori dan model tersebut dikenal sebagai teori dan model konsumsi.
Perkembangan masyarakat yang begitu cepat menyebabkan perilaku- perilaku konsumsi juga berubah cepat. Hal ini merupakan alasan lain yang membuat studi tentang konsumsi rumah tangga tetap relevan. Ini dibuktikan dengan munculnya teori-teori konsumsi yang lebih baru, terutama karena mempertimbangkan unsur ketidakpastian, menggunakan model dinamis, dan peralatan analisis ekonometrika.
Pada dasarnya faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat adalah pendapatan, dimana korelasi keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi pendapatan maka konsumsinya juga makin tinggi.
Keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah atau menciptakan nilai hidup di masa mendatang merupakan investasi. Dalam bahasa yang lebih filosofis, segala sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menciptakan nilai kegunaan hidup adalah investasi. Jadi investasi bukan hanya dalam bentuk fisik melainkan juga non fisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

TEORI KONSUMSI

1. Teori Keynes ( Keynesian Consumption Model )

Setidak-tidaknya ada empat teori konsumsi yang perlu dipelajari agar dapat mengikuti perkembangan teori-teori mutakhir. Salah satu diantaranya adalah yang diajukan oleh John Maynard Keynes.

Pendekatan Keynes

Buku The General Theory of Employment, Interest and Money ( teori umum mengenai kesempatan kerja ,suku bunga dan uang). Yang ditulis oleh seorang  ekonom inggris john Maynard Keynes, telah mendorong revolusi perekonomian. Setelah penerbitannya  ditahun 1936, buku itu menawarkan  suatu alternatif  terhadap teori perekonomian teori klasik yang berdasar pada pasar persaingan , harga yang fleksibel, dan peran  terbatas  pemerintah. Sebenarnya ,teori Keynes memberikan landasan bagi pemerintah untuk berperan lebih aktif. Teori Keynes yang meliputi tulisan- tulisan  Keynes dan para pengikutnya mempunyai tiga karakteristik :

  1. Tingkat harga umum dalam ekonomi dianggap kaku  atau  tidak fleksibel kebawah . Perubahan  dalam pendapatan atau output  (GNP) adalah sama dengan perubahan pengeluaran nyata.
  2. Tingkat keseimbangan GNP dapat terjadi bila sumber – sumber  tidak diperkerjakan sepenuhnya . Dengan demikian, depresi besar pada tahunb 1930-an dapat dilihat sebagai suatu equilibrium,  atau keadaan tetapi, daripada sebagai  periode transisi koreksi diri.
  3. Kapasitas produksi suatu bangsa  menentukan potensi GNP-nya, akan tetapi tingkat GNP yang sebenarnya ditentukan oleh pengeluaran keseluruhan (C+I)
Hubungan Pendapatan Disposible dan Konsumsi

          Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini ( current consumption ) sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposibel saat ini ( current disposible income ). Menurut keynes,ada batas konsumsi minimal tidak tergantung tingkat pendapata. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus (autonomous consumption ). Jika pendapatan disposible meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposible.
C = C0 + b Yd
dimana :
          C = Konsumsi
          C0 = Konsumsi otonomus
          b = marginal propensity to consume (MPC)
          Yd = Pendapatan disposible
          0 < b < 1

Sebagai tambahan penjelasan, perlu diberikan beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi Keynes tersebut diatas :
1.   Merupakan variabel riil/nyata , yaitu bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkann hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan, bukan hubungan antara pendapatan nominal dengan pengeluaran konsumsi nominal.
2.  Merupakan pendapatan yang terjadi ( current income ) bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula pendapatan yang diperkirakan terjadi di masa datang ( yang diharapkan ).
3.   Merupakan pendapatan absolut , bukan pendapatan relatif atau pendapatan permanen, sebagaimana dikemukakan oleh ahli ekonomi lainnya.

Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal ( Marginal Prospensity to Income )

       Kecenderungan mengonsumsi marjinal (MPC) adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah jika pendapatan disposibel bertambah satu unit.

MPC =  C
            Yd

Angka MPC juga tidak mungkin negatif, dimana jika pendapatan disposibel terus meningkat, konsumsi terus menurun samapai nol (tidak ada konsumsi).

Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata

        Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume, disingkat APC) adalah rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total.
APC    =   C
               Yd
Karena besarnya MPC < 1, maka APC < 1

Hubungan Konsumsi dan Tabungan

          Pendapatan disposibel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung, Dengan demikian kita dapat menyatakan :

Yd = C + S

dimana :
          S = tabungan (saving)
         
Kita juga dapat mengatakan setiap tambahan penghasilan disposibel akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan tabungan. Besarnya tambahan pendapatan disposibel yang menjadi tambahan tabungan disebut kecenderungan menabung marjinal ( Marginal Prospensity to Save disingkat MPS ). Sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan disposibel disebut kecenderungan menabung rata – rata (Average Prospensity to Save, disingkat APS)

2  Model Konsumsi Siklus Hidup

           Model konsumsi siklus hidup ( Life Cycle Hypothesis), dikembangkan oleh Franco Modigliami, Albert Ando dan Richard Brumberg. Model ini berpendapat bahwa kegiatan konsumsi adalah kegiatan seumur hidup. Model siklus hidup ini membagi perjalanan hidup manusia menjadi tiga periode :
        a. Periode Belum Produktif
        b. Periode Produktif
        c. Periode Tidak Produktif Lagi
       
3. Hipotesis Pendapatan Permanen

          Di 1957, Milton Friedman menyatakan hipotesis pendapatan-permanen (permanent-income hypothesis) untuk menjelaskan perilaku konsumen.Esensinya adalah konsumsi saat ini proporsional terhadap pendapatanpermanen. Hipotesis pendapatan-permanen Friedman melengkapi hipotesis daur-hidup Modigliani: keduanya menggunakan teori konsumen Fisher untuk menyatakan bahwa konsumsi sebaiknya tidak bergantung pada pendapatan saat ini saja.
Tapi tak seperti hipotesis daur-hidup, yang menekankan bahwa pendapatan mengikuti pola reguler selama hidup seseorang, hipotesis pendapatan-permanen menekankan bahwa orang mengalami perubahan acak dan temporer dalam pendapatan mereka daritahun ke tahun.Friedman menyarankan kita memandang pendapatan saat ini Y sebagai jumlah dari dua komponen, pendapatan permanen (permanent income) YP dan pendapatan transitoris (transitory income) YT.

Tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan permanen ( permanent income)
C =  λ Yp . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
        Di mana :
        C = konsumsi, Yp = pendapatan permanen,  λ = faktor proporsi, (k. > 0)
       
Pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan rata – rata yang ekspektasi/diharapkan dalam jangka panjang. Sumber pendapatan itu berasal dari pendapatan upah/gaji (expected labour income) dan non upah/ non gaji (expected income from assets). Pendapatan permanen akan meningkat bila individu menilai kualitas dirinya (human wealth) makin baik, mampu bersaing di pasar. Dengan keyakinan tersebut ekspektasinya tentang pendapatan upah / gaji (expected labour income ) makin optimistik. Ekspektasi tentang pendapatan permanen juga akan meningkat jika individu menilai kekayaannya (non-human wealth) meningkat. Sebab dengan kondisi seperti itu pendapatan non upah (non-labour income) diperkirakan juga meningkat, adanya perbedaan antara yang diharapkan dengan yang diterima adalah adanya pendapatan tidak permanen, yang besarnya berubah – ubah. Pendapatan ini disebut pendapatan transitori (transitory income).
        Yd = Yp + Yt . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Di mana :
        Yd = pendapatan disposabel saat ini, Yp = pendapatan permanen
        Yt = pendapatan transitori

4 Teori Pendapatan Relatif

Teori  Pendapatan Relatif (Relative Income Hypothesis), dikembangkan oleh James Duessenberry. Kendatipun mengakui pengaruh dominan pendapatan terhadap konsumsi , teori ini lebih memperhatikan aspek psikologis rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan. Dampak perubahan pendapatan disposabel dalam jangka pendek akan berbeda dibanding dalam jangka panjang. Terdapat Rachet Efek yaitu konsumsi tidak akan turun mengikuti kurva jangka panjang pada saat pendapatan turun, namun jika pendapatan naik konsumsi akan mengikuti kurva jangka panjang.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga besar :
a. Faktor-faktor ekonomi
b. Faktor-faktor Demografi (Kependudukan)
c. Faktor-faktor Non-ekonomi

A. Faktor-faktor Ekonomi

          Empat faktor ekonomi yang menentukan tingkat konsumsi adalah :
1. Pendapatan rumah tangga ( household income )
2. Kekayaan rumah tangga ( household wealth )
3. Jumlah barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat
4. Tingkat bunga ( interest rate )
5. Perkiraan tentang masa depan ( household expectation about the future )
6. Kebijakan pemerintah mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan.

        1. Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )
          Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik ( tinggi ) tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan menigkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga beras kelas rendah/menengah.

2. Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )
          Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil ( misalnya, rumah,tanah dan mobil ) dan financial ( deposito berjangka , saham , surat-surat berharga). Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi , karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya  bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga.

3. Jumlah Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat
          Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama ( consumers durables ). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi bisa bersifat positif (menambah) dan negatif (mengurangi).
          Barang-barang tahan lama bisanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelum membeli harus banyak menabung.

4. Tingkat Bunga
          Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi, baik dilihat dari sisi keluarga yang memiliki kelebihan uang maupun yang kekurangan uang. Dengan tingkat bunga yang tinggi , maka biaya ekonomi dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan maminjam dari bak atau menggunakan fasilitas kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih baik mengurangi konsumsi. Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan menyimpan uang di bank terasa lebih menguntungkan ketimbang dihabiskan utnuk konsumsi. Jika tingkat bunga lebih rendah yang terjadi adalah sebaliknya.

5. Perkiraan Tentang Masa Depan
          Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik, mereka akan merasa lebih leluasa untuk melakukan konsumsi. Karenanya pengeluaran konsumsi cenederung meningkat.
          Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan peospek masa depan rumah tanggga antara lain adalah : apakah ayah dan ibu yakin akan mendapatkan pekerjaan? Apakah karier dan gaji mereka akan meningkat ?.Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi prediksi rumah tangga tentang masa depannya antara lain kondisi perekonomian domestik dan internasional , jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.

6. Kebijakan Pemerintah Mengurangi Ketimpangan Distribusi Pendapatan
          Telah dikemukakan bahwa MPC pada kelompok masyarakat berpendapatan tinggi lebih rendah dibanding MPC pada kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah. Keinginan pemerintah untuk untuk mengurangi ketimpangan dalam distribusi pendapatan ternyata akan menyebabkan bertambahnya pengeluaran konsumsi masyarakat secara keseluruhan.

B. Faktor-faktor Demografi

Yang tercakup dalam faktor-faktor kependudukan adalah jumlah dan komposisi penduduk.

1. Jumlah Penduduk
          Jumalah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata per orang atau per keluarga relatif rendah. Misalnya , walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura , tetapi secara absolut tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar daripada penduduk Singapura.. Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh satu kali lipat penduduk Singapura.

2. Komposisi Penduduk
          Komposisi penduduk suatu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi diantaranya : usia ( produktif dan tidak produktif ), pendidikan ( rendah,menengah,tinggi) dan wilayah tinggal ( perkotaan dan pedesaan ).

C. Faktor-faktor Non-Ekonomi

    Faktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap basarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan , perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Tidak mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta , bahkan miliaran rupiah , hanya untuk membeli rumah idaman.
Dalam dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa mempengaruhi apa, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa saja terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah yang memaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnya tidak sesuai dengan kemempuannya. 



Minggu, 12 Mei 2013

FUNGSI HORIZONTAL LOOK UP DAN VERTIKAL LOOK UP


FUNGSI HORIZONTAL LOOK UP DAN VERTIKAL LOOK UP

Pengertian dan fungsi Vlookup dan Hlookup
Fungsi VLOOKUP dan HLOOKUP merupakan fungsi referensi ke tabel lain. Dimana nilai dihasilkan berdasarkan key/range tertentu yang sesuai dengan tabel referensi.
Fungsi VLOOKUP
Fungsi ini digunakan untuk mencari nilai di kolom paling kiri tabel refrensi, dan kemudian mengembalikan sebuah nilai dalam baris yang sama dari sebuah kolom yang di tetapkan dalam tabel refrensi. Gunakan fungsi VLOOKUP (bukan HLOOKUP) jika  nilai-nilai perbandingan berada di kolom sebelah kiri data yang ingin ditemukan.
FUNGSI HLOOKUP
Hlookup adalah sebuah fungsi yang sama dengan vlookup hanya saja terdapat perbedaan pada lookup data dimana vlookup secara vertical sedangkan hlookup secara horizontal, untuk lebih jelasnya saya sertakan sampel agar lebih dapat dipahami

FUNGSI VLOOKUP dan HLOOKUP

Fungsi Vlookup dan Hlookup Excel digunakan untuk membaca suatu tabel. Menggunakan rumus vlookup untuk membaca tabel secara vertikal ( atas – bawah ). Sedang rumus hlookup digunakan untuk membaca tabel secara horisontal ( kanan – kiri ). Berikut ini tutorial mengenal dan menggunakan rumus vlookup dan hlookup Excel, baik Office 2003 maupun 2007.
Sebelum dilanjutkan, belajar Excel prinsipnya agar cepat bisa memahami struktur rumus-rumus harus latihan langsung, mencoba dan terus mencoba. Karena kalau hanya mengetahui pengertian saja itu belum cukup, pokonya harus praktik langsung. Maka pada artikel ini, saya hanya memberi contoh dasar-dasarnya, supaya mudah dipahami bagi yang baru mulai belajar Excel.
Rumus fungsi ini digunakan untuk mencari nilai berdasarkan tabel ketentuan.
·         VLOOKUP : mencari nilai, dimana tabel ketentuannya beberbentuk vertical (datanya tersusun kebawah)

Rumus Vlookup
= VLOOKUP
(sel yang diuji, tabel ketentuan, nomor index kolom)
Fungsi vlookup merupakan fungsi bantuan references. Fungsi Vlookup dipakai untuk menghasilkan nilai pada tabel secara vertikal.
·         Penulisannya :
=VLOOKUP(nama_baris;tabel;kolom_pencarian;range_lookup)
Contoh Soal 1 :




Langkah pengisian Nama Barang
1. Tempatkan penunjuk sel pada sel C6
2. Ketikkan rumusnya :
   =VLOOKUP(B6,$B$16:$C$18,2)
3. Copy hasil tersebut sampai data terakhir
Contoh soal 2:

Langkah pengisian Harga Satuan
1. Tempatkan penunjuk sel pada sel D6
2. Ketikkan rumusnya :
    =VLOOKUP(B6,$B$16:$D$18,3)
3. Copy hasil tersebut sampai data terakhir

·         HLOOKUP : mencari nilai, dimana tabel ketentuannya beberbentuk horizontal (datanya tersusun mendatar).

Rumus Hlookup
= HLOOKUP
(sel yang diuji, tabel ketentuan, nomor index baris)
fungsi hlookup
Fungsi Hlookup merupakan fungsi bantuan references juga. bedanya Fungsi Hlookup dipakai untuk menghasilkan nilai pada tabel secara horizontal.                                                           
Penulisannya :
=HLOOKUP(nama_kolom;tabel;baris_pencarian;range_lookup)
Contoh Soal 1



Langkah pengisian Nama Barang
1. Tempatkan penunjuk sel pada sel C6
2. Ketikkan rumusnya :
   =HLOOKUP(B6,$B$15:$E$16,2)
3. Copy hasil tersebut sampai data terakhir 

Contoh soal 2:


Langkah pengisian Harga Satuan
1. Tempatkan penunjuk sel pada sel D6
2. Ketikkan rumusnya :
   =HLOOKUP(B6,$B$15:$E$17,3)
3. Copy hasil tersebut sampai data terakhir






















Jumat, 10 Mei 2013

TERATAI (Nelumbium Nelumbo Druce)

Teratai

     Teratai termasuk familia nymphaeaceae. Tanaman ini memiliki sinonim nelumbium neciferum, Gaetrn.=N. speciosum, Wilid.= Nelumbo Nucifera, Gaertn.= Nymphaea Nelumbo, Linn. Beberapa nama lokal teratai diantaranya Padma, Seroia, Terate, Teratai Besar.




Tentang Teratai
    Tanaman air menahun yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan diperairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar dirawa-rawa. Tanaman air yang tumbuh tegak, rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur didalam kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul keatas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin, warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun kearah tepi, berdiameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang diatas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benag sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda, dan biji bisa dimakan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi diatas bunga teratai.

Khasiat Teratai

    Kandungan kimia teratai diantaranya Bunga: Quercetin, Iuteolin, Isoquercitin, Kaemferol. Benangsari: Quercetin, Luteolin, Isoquercitrin, Galuteolin, juga terdapat Alkaloid. Penyangga Bunga (receptacle): Protein, Lemak, Karbohidrat, Caroten, Asam Nikotinat, Vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phospor, dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N-norarmapavine. Tunas Biji teratai: Liensinine, insoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, Vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neoclorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerin, nuciferine, nornuciferin, armepavin, pronuciferin, N-nornuciferin, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine, resin dan nornuciferine. Tangkai Daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinesunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hypertensi. Teratai dapat digunakan sebagai herbal penyembuh hipertensi dan sejumlah penyakit lain seperti diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung, beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi.

Rabu, 01 Mei 2013

Minggu ke-4


Produk Asing Menyerbu, Apa Tindakan Menperin?


JAKARTA, KOMPAS.com - Produk asing menyerbu pasar Indonesia. Lantas apa tindakan pemerintah untuk melindungi produsen lokal? Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan pemerintah mendorong pasar lokal untuk meningkatkan daya saing sehingga bisa menghadapi produk asing.
"Tapi kita akan melakukan proteksi melalui non tarif. Jadi regulasi non tarif ini akan memberikan kebebasan. Sebab industri luar mau memasukkan barang sebanyak-banyaknya ke Indonesia," kata Hidayat saat ditemui di Pameran Inacraft di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (24/4/2013).
Selain menerapkan kebijakan tersebut, pemerintah meminta pengusaha atau produsen lokal untuk tidak melupakan pasar dalam negeri. Sebab, saat ini pasar domestik juga berpeluang besar menjadi pasar menarik. Menurut Hidayat, jumlah kelas menengah di Indonesia saat ini mencapai 50 juta jiwa.
Dengan kondisi tersebut, maka kemampuan daya beli masyarakat kelas menengah tersebut akan besar seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dalam negeri. "Pertumbuhan pasar kelas menengah ini akan menjadi daya tarik sendiri, selain dari pasar asing," tambahnya.
Meski pemerintah menyarankan agar pengusaha fokus ke domestik, Hidayat menambahkan pemerintah tidak akan menutup keran produk dari luar negeri. "Tapi kita tentu saja akan membuat regulasi terkait produk asing tersebut," jelasnya.
Salah satu cara adalah menerapkan bea masuk yang tinggi terhadap produk asing. Sehingga produk lokal bisa bersaing dengan produk asing. Kebijakan ini juga diterapkan menjelang perdagangan era pasar bebas pada 2015 mendatang. Harapannya, dengan kebijakan itu, produk lokal masih bisa bersaing di tengah serbuan produk asing.
Di sisi lain, dari data Kementerian Perdagangan ternyata masyarakat domestik lebih menyukai produk dalam negeri sendiri dibanding produk impor. Hal ini berarti masyarakat sudah mulai mencintai produk dalam negeri.
Komentar:


Arifah Dhaufani

     Agar produk kita bisa bersaing dengan produk luar negeri maka negara kita harus meningkatkan bea masuk agar negara lain tidak sembarang memasukkan barangnya ke negara kita, karena bea masuk kita kecil dan nilai mata uang negara kita dengan negara lain juga kecil maka dari itu negara lain bisa seenaknya memasok barang ke negara kita. Akibat dari ini semua adalah produk kita tidak bisa mengimpor barang keluar karena lamban laun masyarakat indonesia akan melupakan produk negeri. Dan anak bangsa mendatang tak bisa menciptakan produk yang bisa di impor ke luar negeri.


Didit Purnomo

     Untuk melindungi produsen lokal? Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan pemerintah mendorong pasar lokal untuk meningkatkan daya saing sehingga bisa menghadapi produk asing.sebaiknya pemerintah mengurangi produk impor dari luar negeri dan perbanyaklah produk dalam negreri di pasarkan di dalam negeri terlebih dahulu agar masyarakat kita bisa menghargai hasil dari olahan dari alam negeri sendiri dan meningkatkan jiwa nasionalisme.

Rinto Adi Prasetyo


Produk Asing Menyerbu pasar indonesia,tindakan pemerintah melindungi produsen Lokal dengan cara mendorong pasar Lokal untuk meningkatkan daya saing menghadapi produk Asing,Menurut Pendapat Saya,kebijakan pemerintah ini supaya kita dukung dalam mengatasi produk Asing Masuk ke indonesia,dengan Cara Mendorong Produk Lokal dalam meningkatkan Kualitas produk agar tidak kalah dengan Produk asing,dan pemerintah supaya memberikan kebijakan Pajak minimum kepada para
Produk Lokal,agar Pajak tidak Melambung Tinggi,dan memberikan Pajak yang setinggi-tinggi nya kepada produk asing,yang menguasai pasar indonesia,untuk mencegah banyak nya produk asing masuk ke indonesia.


Friska Rianawati

diatas dikatakan "Tapi kita akan melakukan proteksi melalui non tarif. Jadi regulasi non tarif ini akan memberikan kebebasan. Sebab industri luar mau memasukkan barang sebanyak-banyaknya ke Indonesia,". bukankah dengan adanya non tarif justru memberikan industri luar bebas untuk memasukkan barang-barangnya?? apakah itu tidak menimbulkan kerugian bagi indonesia sendiri karna tidak adanya nontarif (barang luar tidak dikenai biaya impor/ekspor) ? sebaiknya bangsa kita harus tetap ada yang namanya tarif masuk ataupun keluar, karna disisi lain itu bisa membantu biaya perekonomian indonesia. namun seperti yang dikatakan diatas meningkatkan bea cukai yang tinggi terhadap produk asing. maka dari itu mari tingkatkan produk dalam negri agar kita bisa membantu kualitas produk dalam negeri, agar perekonomian bisa seimbang nantinya.