Sabtu, 23 April 2016

TUGAS SOFTSKILL 6

BAB VI
TRANSLASI MATA UANG ASING

A.    Alasan Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan dengan operasi luar negeri yaitu Perusahaan dengan operasi yang luas, tidak dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan akun-akun subsidiaries tidak diungkapkan dalam satu mata uang.
Skala kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan penyampaian informasi kepada pembaca di negara lain yg signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1)      Mencatat transaksi mata uang asing;
2)      Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3)      Berkomunikasi dengan peminat saham asing.

B.     Latar Belakang Dan Terminologi
Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi, yaitu pertukaran fisik antara satu valuta dengan valuta lainnya. Translasi mata uang asing merupakan transasi sederhana dalam ekspresi moneter. Mekanisme yang digunakan untuk mentranslasi saldo-saldo valuta asing kedalam valuta domestic yang ekivalen adalah kurs valuta asing, yaitu, harga satu unit valuta yang ditunjukan ke dalam valuta lain.
Transaksi mata uang asing biasanya terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, dan pasar swap. Valuta asing yang diperjualbelikan di pasar spot biasanya mesti dikirimkan segera dalam dua hari bisnis. Nilai tukar dalam pasar spot dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya, perbedaan tingkat inflasi antara dua negara yang bersangkutan, perbedaan suku bunga nasional, dan kekuatan permintaan dan penawaran yang kompleks yang dipengaruhi oleh harapan terhadap pergerakan kurs di masa depan. Kurs pada pasar spot bersifat langsung atau tidak langsung. Pada tranaslasi secara langsung, kurs menetapkan jumlah unit mata uang domestik yang dibutuhkan untuk mendapatkan unit mata uang asing. Sedangkan translasi secara tidak langsung, harga satu buah unit mata uang domestik dalam mata uang asing.
Transaksi pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Translasi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward. Pasar forward seringkali memasukkan translasi bid danask (penawaran dan permintaan).
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward secara simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward secara mata uang. Para investor sering kali menggunakan transaksi swap untuk mendapatkan keuntungan dari tingkat saham negara asing yang tinggi sementara juga secara simultan berjaga-jaga terhadap pergerakan nilai tukar yang tidak stabil

A.    Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga kurs translasi dibawah ini dapat digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik. Pertama, kurs saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan. Kedua, adalah kurs historis, yang merupakam translasi mata uang yang berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali muncul. Yang terakhir kurs rata-rata, yaitu nilai rata-rata bursa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat itu Transaksi mata uang asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing. Oleh karena itu, transaksi mata uang asing akan muncul saat perusahaan membeli atau menjual produk yang pembayarannya menggunakan mata uang asing atau juga saat pinjam meminjam dengan mata uang asing
A.    Translasi Mata Uang Asing
Pengertian Translasi atau Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. • Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit. Lana Sularto
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. 
Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang.  Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
1)      Penangguhan
2)      Penangguhan dan Amortisasi
3)      Penangguhan Sebagian
            4)      Tidak Ada Penangguhan 
A.    Metode Nilai Berganda
Metode kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukarkini dalam proses translasi.
a)      Metode Kini-Nonkini
Berdasarkan metode kini-nonkini, aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancarditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali bebandepresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalamsetiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhanperiode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurshistoris yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asingsama-sama menghadapi risiko nilai tukar.
b)      Metode Moneter-Nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neracauntuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneterditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter (aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan investor) ditranslasikan dengan menggunakanprosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-nonkini.Tidak seperti halnya metode kini-nonkini, metode ini melihat bahwa aktivadan kewajiban menghadapi risiko mata uang asing. Karena pos-pos moneter akandiselesaikan dengan menggunakan uang tunai, penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan pos-pos ini menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uangdomestik yang mencerminkan nilai realisasinya atau nilai penyelesaiannya. Akantercermin pula perubahan atas nilai ekuivalen dalam mata uang domestik utang jangka panjang pada periode di mana utang tersebut terjadi, sehingga menghasilkanindikator pengaruh nilai tukar valuta asing yang lebih tepat waktu.Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa metode moneter-nonmoneterbergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yangtepat
a)      Metode Temporal
Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakanproses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unitpengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkanpengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaiansesungguhnya. Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yangdimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yangdiperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya.Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utangditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter ditranslasikan dengankurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktivayang dinilai dalam laporan mata uang asing sebesar biaya historis ditranslasikanberdasarkan kurs historis. Hal ini dikarenakan biaya historis dalam mata uang asingyang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar historis menghasilkan biaya historisdalam mata uang domestik. Hal yang sama juga berlaku untuk pos-pos nonmoneteryang dicatat di luar negeri berdasarkan nilai kini ditranslasikan denganmenggunakan kurs nilai tukar kini akan menghasilkan nilai kini dalam mata uangdomestik.Apabila pos-pos nonmoneter di luar negeri dinilai dengan menggunakanbiaya historis, prosedur translasi yang digunakan dalam metode temporal secarakasat mata sama dengan prosedur dalam metode moneter-nonmoneter. Dua metodetranslasi ini hanya berbeda jika dasar penilaian aktiva lainnya yang digunakan,seperti biaya penggantian, nilai pasar, atau arus kas terdiskonto.Karena kemiripannya dengan metode moneter-nonmoneter, metode temporalmemiliki keuntungan dan kerugian yang sama. Karena secara sengaja mengabaikaninflasi lokal.
A.    Pengembangan Akuntansi Translasi Mata uang Asing
Beberapa perspektif historis tentang akutansi Translasi Mata Uang Asing di Negara amerika sebagai berikut:
1)      Pra 1965
Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh bab 12 dari Accounting Research Bulletin No 43
2)      1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3)      1975-1981
FASB mengeluarkan FAS no 8 pada tahun 1975.
4)      1981-sekarang
FASB mengeluarkan Statement of Financial Accounting Standards no 52 tahun 1981.
B.     Gambaran Standard No. 52 / Standar Akuntansi Internasional 21
Tujuan translasi mata uang asing dalam FAS No. 8 berbeda secara substansi dari FAS No. 52. FAS No.8, mengadopsi perspektif induk perusahaan dengan memberi syarat bahwa laporan keuangan mata uang asing dipresentasikan jika seluruh transaksi mengikuti mata uang yang digunakan induk perusahaan. Standar No. 52 mengakui bahwa kedua perspektif baik induk perusahaan maupun perusahaan lokal benar sebagai kerangka kerja laporan. Pada level internasional, IASB mengeluarkan keputusan paralel, IAS 21, yang sekarang berkembang untuk mengklarifikasi persyaratannya dan memecahkannya. Keduanya, FS No. 52 dan versi baru IAS 21 bertujuan untuk:
1)      Menampilkan, dalam laporan gabungan, hasil keuangan dan keterhubungan dihitung dengan mata uang primer yang dikonsolidasikan antara laporan induk dan anak perusahaan bisnis (dengan mata uang fungsional)
2)      Menyediakan informasi yang secara umum kompatibel dengan efek ekonomi yang diharapkan pada perubahan nilai tukar pada ekuitas dan arus kas perusahaan.


Daftar Pustaka
lana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../5+TranslasiMataUangAsing.ppt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar