BAB VIII
PELAPORAN KEUANGAN
DAN PERUBAHAN HARGA
A.
Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan
harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan
pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan
harga itu.
a)
Perubahan harga
umum
Suatu perubahan harga umum terjadi
apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami
kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b)
Perubahan harga
spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada
perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan
dalam permintaan dan penawaran.
Selama periode inflasi, nilai aktiva
yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya
(yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan
beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai
aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai
lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen,
ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
1)
Proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
2)
Anggaran yang
menjadi dasar pengukuran kinerja
3)
Data kinerja
yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
A.
Mengapa Laporan Keuangan
di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan
Selama periode inflasi, nilai aktiva
yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai
terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan
beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan
pengukuran ini mendistorsi:
1) Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri
waktu historis,
2) Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan
3) Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya
akan menyebabkan :
1)
Kenaikan dalam
proporsi pajak.
2)
Permintaan
deviden lebih banyak dari pemegang saham.
3)
Permintaan gaji
dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
4)
Tindakan yang
merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data
keungan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga
menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan
dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode
inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum
yang lebih rendah ( yaitu daya beli perode ini ), yang kemudian diterapkan
terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan
keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (
ekuivalennya ) selama periode inflasi.
Oleh karena itu, mengakui pengaruh
inflasi secara eksplisit berguana dilakukan karena :
1)
Pengaruh
perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi
suatu perusahaan.
2)
Mengelola
masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung pada pemahaman yang
akurat atas masalah tersebut.
1)
Laporan dari
para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan hatga lebih
mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan iformasi keuangan yang
membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun laju melambat, akuntansi
perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam
beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga
bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur panjang kebanyakan harta.
A.
Jenis-Jenis
Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja
operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang
tersembunyi. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingakat harga umum
disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk
perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini.
B.
Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuiakan
terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang
konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang
belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai
contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan
didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang
nominal. Apabila biaya historisnya dialokasikan terhadap laba periode kini
(dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini,
ditandingkan dengan biaya yang mencerminakan daya beli (yang lebih tinggi) dari peride terdahulu saat aktiva tersebut dibeli.
Oleh karena itu, jumlah nominal harus disesuiakan untuk perubahan-perubahan
dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan dengan transaksi kini.
A.
Penyesuaian
Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan
akuntansi konvesional dalam dua aspek utama.
1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan
biaya historis.
2) Laba adalah jumlah sumber daya yang dapat
didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode(tampa pertimbangan komponen
pajak),namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik
perusahaan.
Satu cara untuk mempertahankan modal
adalah dengan menyesuikan posisi aktiva bersih awal perusahaan untuk
mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktifa selama periode
berjalan..
B.
Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Kebijakan Akuntansi:
1)
Dasar Penyajian
2)
Komparabilitas
3)
Persediaan
4)
Aset Tetap
5)
Penyusutan
6)
Penyajian ulang
ekuitas pemegang saham
7)
Defisit atas
penyajian ulang ekuitas pemegang saham
8)
Laba atau rugi
dari posisi moneter
C.
Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi di Beberapa
Negara
Sudut Pandang Internasional
Terhadap Akuntansi Inflasi
Berbagai negara telah mencoba metode
inflasi yang berbeda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis
seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan pihak yang secara langsung
dipengaruhi oleh angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi
inflasi yang berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling
mutakhir saat ini.
1)
Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting
standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”,
pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan
dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi
keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
a)
Pengungkapan
ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
b)
Biaya untuk
penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
c)
Pengungkapan
daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan
data biaya kini.
2)
Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris
(Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik
Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16). Perbedaan
SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
a)
Apabila standar
AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi
hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
b)
Apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris
memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
a)
Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis.
b)
Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
c)
Menyediakan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai.
1)
Brasil
Brasil Walaupun tidak lagi diwajibkan
akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2
kelompok pilihan pelaporan yakni Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan
Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan
hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah
federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian inflasi terhadap
aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah
lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau
kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap
ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada
awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi.
Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas
menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan
terhadap aktiva moneter bersihnya.
A.
Internasional Accounting Standards Board (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi
keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam mata uang lokal di
lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat. Perusahaan pelapor harus
mengungkapkan:
1) Fakta bahwa penyajian ulang atas
perubahan daya beli umum unit pengukuran telah dilakukan
2) Model penilaian aset yang digunakan
dalam laporan utama yakni penilaian historis atau biaya-kini
3) Entitad dan tingkat indeks harga per
tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun pelaporan
4) Laba atau rugi moneter bersih tahun
berjalan.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar